IHSG Dibuka dengan Gap Atas di 6.936,06, Bersiap Hadapi Kumpulan Data Indonesia pada Hari Pertama Bulan Juli
|- IHSG belum mampu memanfaatkan pembukaan gap atas hari ini, masih tertekan.
- Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan peletakan batu pertama proyek nasional untuk menciptakan swasembada energi Indonesia.
- Emas Antam akhirnya menembus di bawah Rp1.900.000.
IHSG berada di 6.924,67 yang lebih tinggi 0,40% jika dibandingkan dengan penutupan pekan lalu pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka dengan gap atas di 6.936,06 namun belum mampu memanfaatkan gap tersebut karena indeks merayap turun ke terendah hari 6.876,25. Meskipun sejauh ini, indeks memangkas penurunan tersebut ke level-level saat ini
Namun demikian, indeks-indeks saham Indonesia menunjukkan kenaikan ringan yang bebagian besar di bawah 1%. Namun demikian, IDXSMC-LIQ menunjukkan kenaikan terbesar sebesar 2,06%. MBMA (+13,5%), MDKA (+6,28%), ARTO (5,62%), dan INCO (+5,26%) menjadi empat saham yang menjadi pendorong Utama indeks tersebut di pagi ini.
Dalam pertemuan bilateral antara Malaysia dan Indonesia pada hari Jumat pekan lalu di Indonesia, Perdana Menteri Malaysia, Yang Mulia Dato' Seri Anwal Ibrahim, dan Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, membahas perkembangan global dan memperkuat kerja sama bilateral untuk mendorong kesesejahteraan nasional dan stabilitas kawasan, seperti dikutip dari media sosial Presiden Indonesia.
Sementara pada hari Minggu, Presiden Prabowo Subianto melakukan peletakan batu pertama Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegerasi Konsorsium ANTAM – IBC – CBL di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini berada dalam area 3.023 hektar dengan nilai investasi $5,9 miliar. Proyek ini adalah untuk mewujudkan swasembada energi yang diproyeksikan menyerap tenaga kerja hingga 8.000 orang. Penyerapan tenaga kerja ini diprakirakan akan memberikan dorongan ekonomi.
Tidak akan ada rilis data ekonomi Indonesia pada hari ini. Namun demikian, investor akan menghadapi data penting Indonesia pada hari pertama bulan Juli, yaitu besok, yang mencakup IMP Manufaktur S&P Global, Neraca Perdagangan, Inflasi, Ekspor, dan Impor.
Rupiah berada di 16.215 terhadap Dolar AS, yang sedikit melemah 0,12% di pagi awal pekan baru. Pelemahan ringan ini terjadi setelah Rupiah menguat 1,42% minggu lalu ke 16.151. Penguatan Rupiah pekan lalu lebih didorong oleh pelemahan Dolar AS di balik aksi jual safe haven Dolar AS di tengah meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan keinginan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang ingin mengganti Ketua The Fed, Jerome Powell, lebih cepat karena tidak segera menurunkan suku bunga. Keinginan Trump tersebut mengkhawatirkan independensi bank sentral dari pengaruh politik dan memicu aksi jual aset-aset Amerika.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun di 6,640% yang sedikit bangkit setelah dibuka di 6,632%, terendah baru 2025 dan level terendah sejak 23 Oktober 2024. Imbal hasil ini masih dalam tren menurun dan diperkuat oleh penurunan tiga hari berturut-turut pada pekan lalu, mengindikasikan bahwa obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun tetap menjadi pilihan favorit untuk diversifikasi investasi.
Emas Antam Lanjutkan Penurunan, Menembus Rp1.900.000
Emas Antam dengan berat 1 gram dijual di harga Rp1.880.000 pada hari ini yang lebih rendah Rp27.000 jika dibandingkan dengan harga pada hari Jumat. Emas Antam pada akhirnya menembus level Rp1.900.000 mengikuti penurunan harga Emas dunia (XAU/USD) yang terjadi pada hari Jumat lalu. XAU/USD ditutup di area $3.274 per ons troy yang turun 1,60% setelah sempat mencatatkan terendah hari di $3.255.
Penurunan harga Emas ini terjadi di balik membaiknya sentimen investor karena bertahannya gencatan senjata antara Israel-Iran hingga akhir pekan dan tercapainya kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok terkait pengiriman tanah jarang ke AS di saat akhir tenggat waktu penundaan penerapan tarif timbal balik Trump semakin dekat yaitu pada 9 Juli 2025. Aset-aset safe haven seperti Emas cenderung dibuang oleh investor di tengah lingkungan pasar yang membaik dan mengalihkan dananya ke aset-aset yang lebih berisiko demi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.
Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis
IHSG mempertahankan tren menurun karena masih berada di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.120, dan mulai miring ke bawah. Tren menurun ini juga diperkuat oleh penembusan sisi bawah kisaran sideways 7.000-7.240 sebelumnya bulan ini.
Tren menurun ditopang oleh indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari yang saat ini berada di 45,97, di bawah level netral 50 dan masih jauh dari level-level jenuh jual, meskipun terlihat merangkak naik.
Untuk mempertegas tren menurun, indeks perlu turun ke 6.745,14 (terendah 23 Juni 2025), 6.707,38 (tertinggi 13 Maret 2025, titik tembus lower high) dan 6.373,79 (terendah 16 April 2025).
Namun jika IHSG terus memangkas penurunan hari ini dan berbalik positif, indeks akan menghadapi resistance terdekat di 7.000 (level psikologis, ujung bawah kisaran sideways 7.000-7.240), 7.117 (SMA 200-hari), dan 7.240 (ujung atas kisaran sideways). Indeks perlu menembus resistance terakhir untuk benar-benar mengubah tren menurun saat ini menjadi tren naik, sebuah kasus yang kemungkinan tidak terjadi dalam waktu dekat.
Indikator Ekonomi
Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan yang dirilis oleh Statistik Indonesia adalah keseimbangan antara ekspor dan impor barang dan jasa secara keseluruhan. Nilai yang positif menunjukkan surplus perdagangan, sedangkan nilai negatif menunjukkan defisit perdagangan. Jika permintaan dalam pertukaran untuk ekspor Indonesia yang stabil terlihat, Rupiah akan menerima efek positif (atau bullish), sebaliknya akan memiliki efek negatif (atau bearish).
Baca lebih lanjutInformasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.