IHSG Bergerak di Area 6,879 di Tengah Prospek yang Disajikan oleh Menteri Keuangan Indonesia
|- IHSG turun untuk dua hari berturut-turut di tengah kosongnya rilis data.
- Menteri Keuangan Indonesia memberikan prospek untuk semester kedua 2025.
- Emas Antam kembali dijual di atas Rp1.900.000.
IHSG berada di 6.882,08 yang turun 0,48% jika dibandingkan dengan penutupan hari kemarin pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka dengan gap bawah ringan di 6.896,42 dan merayap turun ke terendah hari 6.875,12 di sesi pertama pada perdagangan hari Kamis. Indeks turun untuk hari kedua di tengah kosongnya rilis data ekonomi pada hari ini.
Indeks-indeks saham Indonesia sebagian besar merah, hanya IDXSMC-LIQ yang menunjukkan kinerja positif sejauh pagi ini. IDXG30 dan INFOBANK15 menjadi dua indeks yang mengalami penurunan terbesar masing-masing -0,74% dan -0,72%. Melihat saham-saham perbankan, ARTO (-3,04%), BBCA (-1,15%), dan BBRI (-1,08%) menjadi tiga saham perbankan yang mengalami penurunan terbesar dalam indeks INFOBANK15.
Inflasi Diproyeksikan 2,2%-2,6% di Semester Kedua
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo membahas laporan semester 1 APBN 2025 dan memberikan prospek semester kedua dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI. Sri Mulyani menyebut pelaksanaan APBN dalam semester pertama menghadapi situasi yang tidak biasa di tengah perang dagang dan konflik geopolitik. APBN akan dikelola dengan prudent sehingga APBN menjadi instrument yang bisa diandalkan.
Dalam pembahasan disebutkan bahwa realisasi pendapatan negara semester pertama 2025 adalah Rp1.210,1 triliun, dengan belanja negara Rp1.407,1 triliun. Untuk prospek semester kedua 2025, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tumbuh 4,7%-5,0%, inflasi 2,2%-2,6%, dan nilai tukar rupah terhadap dolar AS 16.300-16.800.
Pada hari kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengumumkan bahwa Neraca Perdagangan Indonesia untuk periode Januari-Mei 2025 surplus $15,38 miliar karena suplus sektor nonmigas $23,10 miliar dan defisit migas $7,72 miliar. Dan ekspor Indonesia pada periode yang sama mengalami kenaikan 6,69% menjadi $111,98 miliar.
Inflasi Indonesia untuk bulan Juni cukup terkendali, Indeks Harga Konsumen (IHK) 108,27. Inflasi tahunan (YoY) 1,87% yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,6%. Namun demikian, data positif di atas diimbangi oleh PMI Manufaktur S&P Global Indonesia yang turun ke 46,9 dari 47,4. Mengindikasikan bahwa aktivitas manufaktur tetap kontraksi karena berada di bawah 50, yang merupakan batas antara kontraksi dan ekspansi.
Ke depan, tidak akan ada rilis data ekonomi dari Indonesia, sehingga pergerakan IHSG akan bergantung dari faktor-faktor penggerak spesifik saham-saham di Indonesia. Namun demikian, akan ada rilis data Cadangan Devisa yang akan dirilis pada hari Jumat.
Rupiah Tidak Bisa Pertahankan Penguatan ke 16.116
Rupiah berada di 16.235 yang melemah 0,15% terhadap Dolar AS. Rupiah tidak bisa mempertahankan penguatan yang sempat mencapai 16.116 pada hari kemarin. Penguatan mata uang Amerika Serikat terjadi di balik laporan JOLTS terbaru yang mengungkapkan bahwa lowongan pekerjaan di bulan Mei mencapai 7,769 juta yang merupakan level tertinggi sejak November, yang lebih tinggi dari 7,391 juta pada bulan sebelumnya dan prakiraan 7,3 juta. PMI Manufaktur ISM untuk bulan Juni yang membaik ke 49,0 dari 48,5 di bulan sebelumnya juga memberikan dorongan.
Di tengah absennya rilis data dari Indonesia, penggerak terdekat untuk pasangan mata uang ini adalah data tenaga kerja ADP hari ini dan yang paling diperhatikan adalah NFP yang akan dirilis pada hari Kamis. Data ini dimajukan jadwal rilisnya karena pada hari Jumat, pasar AS libur di hari kemerdekaan.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun berada di 6,603% yang naik 0,17% dari pembukaan. Kenaikan ringan pagi ini terjadi setelah imbal hasil merah untuk lima hari perdagangan berturut-turut, mencapai 6,592% pada hari kemarin, level terendah sejak 7 Oktober 2024. Penurunan ini mengindikasikan obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun semakin diminati investor.
Emas Antam Kembali di Atas Rp1.900.000
Emas Antam dengan berat 1 gram dijual di harga Rp1.913.000 yang naik Rp17.000 dari hari kemarin Rp1.896.000. Harga Emas Antam kembali naik setelah turun di bawah Rp1.900.000 sejak pekan lalu. Kenaikan ini mengikuti kenaikan harga Emas dunia (XAU/USD) yang kemarin mencatatkan kenaikan 1,09% yang meraih tertinggi hari $3.358 untuk kemudian ditutup di $3.339 per troy ons. Penurunan yang terjadi selama pekan lalu didorong oleh gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Geopolitik tampaknya tidak menjadi penggerak untuk harga Emas pada saat ini. Sehingga demikian, para pelaku pasar akan memerhatikan rilis data tenaga kerja AS dan pernyataan pejabat The Fed untuk menilai arah pergerakan Emas ke depan. Dalam pernyataan terbaru, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa bank mungkin menurunkan suku bunga lebih lanjut jika Trump tidak memperkenalkan kebijakan tarifnya.
Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis
IHSG belum mampu menunjukkan pergerakan signifikan di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.111, sehingga mempertahankan tren bearish. Tren ini diperkokoh saat indeks masih di bawah titik tembus kisaran sideways 7.000-7.240.
Mendukung tren menurun, indikator Relative Strength Index (RSI) berada di 43,73 dan miring ke bawah, mengindikasikan masih ada momentum untuk bergerak ke bawah, jauh di atas level-level jenuh jual.
Penurunan lebih lanjut indeks dalam beberapa hari atau minggu ke depan akan berhadapan dengan support 6.814,73 (terendah 25 Juni 2025), 6.745,14 (terendah 23 Juni 2025), dan 6.707,38 (tertinggi 13 Maret 2025, titik tembus lower high).
Sedangkan dalam kasus IHSG mendapatkan dorongan positif, indeks harus menembus tiga resistance utama 7.000 (level psikologis, ujung bawah kisaran sideways yang disebutkan di atas), 7.109 (SMA 200-hari), dan 7.240 (ujung atas kisaran sideways) untuk membalikkan tren menjadi bullish.
Indikator Ekonomi
Nonfarm Payroll (NFP)
Rilis Nonfarm Payrolls menyajikan jumlah pekerjaan baru yang diciptakan di AS selama bulan sebelumnya di semua bisnis non pertanian; dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS). Perubahan bulanan dalam payrolls bisa sangat fluktuatif. Angka tersebut juga tunduk pada tinjauan yang kuat, yang juga dapat memicu volatilitas di bursa Forex. Secara umum, pembacaan yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dipandang sebagai bearish, meskipun tinjauan bulan sebelumnya dan Tingkat Pengangguran sama relevannya dengan angka utama. Oleh karena itu, reaksi pasar bergantung pada bagaimana pasar menilai semua data yang terkandung dalam laporan BLS secara keseluruhan.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Kam Jul 03, 2025 12.30
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 110Rb
Sebelumnya: 139Rb
Sumber: US Bureau of Labor Statistics
Laporan lapangan pekerjaan bulanan Amerika dianggap sebagai indikator ekonomi paling penting bagi pedagang valas. Dirilis pada hari Jumat pertama setelah bulan yang dilaporkan, perubahan jumlah posisi berkorelasi erat dengan kinerja ekonomi secara keseluruhan dan dipantau oleh pembuat kebijakan. Pekerjaan penuh adalah salah satu mandat Federal Reserve dan mempertimbangkan perkembangan di pasar tenaga kerja saat menetapkan kebijakannya, sehingga berdampak pada mata uang. Meskipun beberapa indikator utama membentuk perkiraan, Nonfarm Payrolls cenderung mengejutkan pasar dan memicu volatilitas yang substansial. Angka aktual yang mengalahkan konsensus cenderung membuat USD bullish.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.