fxs_header_sponsor_anchor

Berita

BoJ Akan Mempertahankan Suku Bunga Tidak Berubah Hingga Akhir Tahun – Polling Reuters

Bank of Japan (BoJ) tidak akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini karena ketidakpastian atas kebijakan tarif AS, menurut mayoritas kecil ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memprakirakan kenaikan 25 basis poin (bp) berikutnya pada awal 2026.

Kutipan Tambahan

Sebagian besar ekonom kini memperkirakan Bank of Japan akan mempertahankan suku bunga hingga akhir tahun, menurut survei Reuters.

Tidak ada dari 60 ekonom dalam survei periode 2-10 Juni yang memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan mendatang pada 16-17 Juni.

52% ekonom, 30 dari 58, memperkirakan biaya pinjaman akan tetap di 0,50% pada akhir tahun, terbalik dari jajak pendapat pada bulan Mei ketika 52% memperkirakan suku bunga di 0,75% pada akhir 2025.

Lebih dari tiga perempat responden, 40 dari 51, kini memperkirakan setidaknya satu kenaikan 25 basis poin pada akhir Maret, menurut jajak pendapat tersebut.

Dari 35 ekonom yang menentukan bulan kapan BOJ akan menaikkan suku bunga berikutnya, Januari 2026 adalah pilihan teratas dengan 37%, diikuti oleh 23% untuk Oktober tahun ini dan 9% mengatakan Maret 2026.

BOJ keluar dari program stimulus besar-besaran pada Maret tahun lalu dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25% pada bulan Juli dan 0,50% pada bulan Januari.

Lebih dari setengah responden, 17 dari 31, mengatakan BOJ akan memperlambat laju pengurangan pembelian JGB dari sekitar 400 miliar yen per kuartal setelah April tahun depan.

Dari responden tersebut, prediksi ukuran pengurangan kuartalan berkisar antara 200 miliar yen hingga 370 miliar yen.

Tiga perempat ekonom, 21 dari 28, mengatakan pemerintah akan memangkas penerbitan obligasi super-jangka panjang sementara sisanya mengatakan jumlahnya tidak akan berubah.

Penerbitan JGB super-jangka panjang oleh pemerintah Jepang diperkirakan akan menurun, kata 75% ekonom, 25% mengatakan tidak ada perubahan.

Reaksi Pasar

Pada saat berita ini ditulis, pasangan mata uang USD/JPY diperdagangkan 0,11% lebih tinggi pada hari ini di 145,00.


(Cerita ini diperbaiki pada 11 Juni pukul 07:200 GMT untuk menyatakan bahwa dari 35 ekonom yang menentukan bulan kapan BOJ akan menaikkan suku bunga berikutnya, Januari 2026 adalah pilihan teratas dengan 37%, diikuti oleh 23% untuk Oktober tahun ini dan 9% mengatakan Maret 2026, bukan 2025.) 

Pertanyaan Umum Seputar Yen Jepang

Yen Jepang (JPY) adalah salah satu mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Nilainya secara umum ditentukan oleh kinerja ekonomi Jepang, tetapi lebih khusus lagi oleh kebijakan Bank Jepang, perbedaan antara imbal hasil obligasi Jepang dan AS, atau sentimen risiko di antara para pedagang, di antara faktor-faktor lainnya.

Salah satu mandat Bank Jepang adalah pengendalian mata uang, jadi langkah-langkahnya sangat penting bagi Yen. BoJ terkadang melakukan intervensi langsung di pasar mata uang, umumnya untuk menurunkan nilai Yen, meskipun sering kali menahan diri untuk tidak melakukannya karena masalah politik dari mitra dagang utamanya. Kebijakan moneter BoJ yang sangat longgar antara tahun 2013 dan 2024 menyebabkan Yen terdepresiasi terhadap mata uang utamanya karena meningkatnya perbedaan kebijakan antara Bank Jepang dan bank sentral utama lainnya. Baru-baru ini, pelonggaran kebijakan yang sangat longgar ini secara bertahap telah memberikan sedikit dukungan bagi Yen.

Selama dekade terakhir, sikap BoJ yang tetap berpegang pada kebijakan moneter yang sangat longgar telah menyebabkan perbedaan kebijakan yang semakin lebar dengan bank sentral lain, khususnya dengan Federal Reserve AS. Hal ini menyebabkan perbedaan yang semakin lebar antara obligasi AS dan Jepang bertenor 10 tahun, yang menguntungkan Dolar AS terhadap Yen Jepang. Keputusan BoJ pada tahun 2024 untuk secara bertahap meninggalkan kebijakan yang sangat longgar, ditambah dengan pemotongan suku bunga di bank sentral utama lainnya, mempersempit perbedaan ini.

Yen Jepang sering dianggap sebagai investasi safe haven. Ini berarti bahwa pada saat pasar sedang tertekan, para investor cenderung lebih memilih mata uang Jepang karena dianggap lebih dapat diandalkan dan stabil. Masa-masa sulit cenderung akan memperkuat nilai Yen terhadap mata uang lain yang dianggap lebih berisiko untuk diinvestasikan.

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.