fxs_header_sponsor_anchor

Berita

Berita Harga USD/INR: Rupee Didukung Pertumbuhan PDB India, Optimisme Tiongkok Mendekati 82,60 Jelang NFP AS

  • USD/INR bertahan di level rendah di sekitar level terendah dalam perdagangan harian, bersiap untuk penurunan mingguan kedua berturut-turut.
  • PDB India Q2 naik 7,8% YoY versus 7,7% yang diharapkan dan 6,1% sebelumnya.
  • Tiongkok memperkuat sentimen di zona Asia-Pasifik melalui beberapa langkah stimulus, tindakan untuk mempertahankan Yuan.
  • NFP AS ditunggu karena inflasi yang lebih disukai Fed mendorong kembali kekhawatiran pivot kebijakan tetapi data sebelumnya mendorong bias kenaikan suku bunga.

USD/INR mencetak penurunan beruntun selama dua hari di sekitar 82,60, turun 0,15% secara harian, karena para pelaku pasar bersiap-siap untuk laporan ketenagakerjaan AS yang sangat penting pada hari Jumat. Perlu dicatat bahwa angka pertumbuhan India yang optimis bergabung dengan optimisme yang terinspirasi oleh Tiongkok di zona Asia-Pasifik akan menekan turun pasangan Rupee India (INR) menjelang rilis data penting Nonfarm Payrolls (NFP) AS.

Produk Domestik Bruto (PDB) India kuartal kedua (Q2) memberi kejutan positif pada hari sebelumnya dengan naik menjadi 7,8% YoY dari 6,1% pembacaan sebelumnya dan 7,7% prakiraan pasar. Lebih lanjut, Output Infrastruktur negara Asia ini juga mencapai 8,0% dibandingkan 4,2% prakiraan pasar dan 8,3% sebelumnya (direvisi).

Di tempat lain, data aktivitas manufaktur Tiongkok yang optimis dan langkah-langkah stimulus juga membebani pasangan USD/INR, dengan memangkas permintaan haven Dolar AS karena optimisme di zona Asia-Pasifik. Meskipun demikian, IMP Manufaktur Caixin Tiongkok untuk bulan Agustus naik menjadi 51,0 dibandingkan 49,3 prakiraan pasar dan 49,2 pembacaan sebelumnya. Selanjutnya, People's Bank of China (PBoC) mengumumkan pada hari Jumat pagi bahwa mereka akan menurunkan rasio persyaratan cadangan devisa menjadi 4%, dari 6,0%, yang berlaku mulai 15 September. Sejalan dengan itu, sejumlah bank-bank di RRT memangkas suku bunga deposito Yuan dan menyatakan kesiapan mereka untuk mengurangi tekanan dari penurunan suku bunga hipotek, demikian dikutip dari Reuters. Diantaranya, ICBC, China Industrial Bank, Agricultural Bank of China dan Bank of China (BoC) mendapatkan perhatian utama.

Berbicara mengenai data AS, pengukur inflasi pilihan The Fed, yaitu Indeks Harga Belanja Konsumsi Perorangan (PCE) Inti AS untuk bulan Agustus, sesuai dengan prakiraan pasar yaitu 4,2% YoY dan 0,2% MoM versus 4,1% dan 0,2% sebelumnya. Lebih lanjut, Klaim Pengangguran Awal turun menjadi 228.000 dari 232.000 sebelumnya (direvisi) versus 235.000 prakiraan pasar sementara Indeks Manajer Pembelian Chicago naik menjadi 48,7 untuk bulan Agustus dibandingkan dengan 44,1 yang diharapkan dan 42,8 pembacaan sebelumnya. Selain itu, Belanja Perorangan naik melewati ekspektasi 0,6% dan pembacaan sebelumnya menjadi 0,8% untuk bulan Juli sedangkan Pendapatan Pribadi turun menjadi 0,2% untuk bulan tersebut, dari 0,3% prakiraan pasar dan sebelumnya.

Di tengah-tengah permainan ini, Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang membalik pullback hari sebelumnya dari level tertinggi tiga pekan sementara tolok ukur ekuitas India naik dalam satu hari, didukung oleh kenaikan besar di Tiongkok. Lebih lanjut, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun dan dua tahun tetap tertekan di sekitar level terendah dalam tiga pekan sementara saham berjangka AS berkurang setelah penutupan Wall Street yang beragam.

Ke depannya, para pedagang USD/INR harus memperhatikan katalis risiko menjelang laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Agustus karena prakiraan menunjukkan bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) AS dapat turun menjadi 170.000. Meskipun demikian, hasil yang sebelumnya beragam dari Lowongan Pekerjaan JOLTS, Perubahan Tenaga Kerja ADP dan Klaim Pengangguran yang terus berlanjut mendorong para pembeli Dolar AS. Selain itu, rata-rata tiga bulan NFP AS berkurang setengahnya menjadi 218.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Akibatnya, skenario keseluruhan angka pekerjaan AS tampak suram dan hanya dapat menarik kembali pembeli USD/INR dengan membukukan hasil yang sangat kuat dari angka pekerjaan.

Baca juga: Pratinjau Nonfarm Payrolls: Empat Skenario untuk Laporan Pekerjaan untuk Menguji Ketahanan Ekonomi AS

Analisis Teknis

Bahkan jika USD/INR berbalik dari rintangan naik DMA-21 di sekitar 82,90, konvergensi dari DMA-50 dan garis support naik lima pekan, di dekat 82,50 tampaknya sulit ditembus oleh para penjual pasangan ini.

 

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Copyright ©2024 FOREXSTREET S.L., Hak cipta dilindungi undang-undang.