Berita

Berita Harga USD/IDR: Rupiah Mundur Menuju $15.650 Karena Inflasi Indonesia yang Lebih Rendah

  • USD/IDR memantul dari level terendah dua pekan karena Inflasi Indonesia yang lebih rendah.
  • Inflasi dan Inflasi Inti Indonesia meleset dari perkiraan optimis di bulan November.
  • Harapan kenaikan suku bunga Fed yang lebih kecil, optimisme terkait Tiongkok mendukung bias bearish.
  • Indeks Harga PCE Inti AS dan IMP Manufaktur ISM tampak penting untuk arah selanjutnya.

USD/IDR rebound dari level terendah intraday ke $15,635 selama awal Kamis karena angka inflasi Indonesia yang suram memungkinkan penjual untuk berhenti di level terendah dalam dua pekan. Yang juga mungkin telah menguji para penjual pasangan ini adalah pergeseran terbaru dalam mood pasar menjelang data kunci AS.

Angka Inflasi Indonesia turun menjadi 5,42% YoY dibandingkan 5,49% yang diharapkan dan 5,71% sebelumnya sedangkan Inflasi Inti turun menjadi 3,30% dibandingkan dengan perkiraan pasar 3,40% dan pembacaan sebelumnya 3,31%. Meskipun begitu, angka inflasi tetap berada di luar kisaran target Bank Indonesia yaitu 2% sampai 4,0% dan karenanya menguntungkan pembeli Rupiah Indonesia (IDR).

Perlu dicatat bahwa Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan mempertahankan kebijakan suku bunga front-loaded dan pre-emptive tahun depan untuk mengendalikan inflasi.

Di sisi lain, komentar dovish dari pejabat Federal Reserve (Fed), termasuk Ketua Jerome Powell, bergabung dengan data terkait ketenagakerjaan AS yang lebih rendah untuk membebani harga USD/IDR pada hari sebelumnya. Ditambah dengan pelonggaran dalam kontrol aktivitas terkait virus di Tiongkok karena negara naga itu melaporkan hari ketiga penurunan infeksi harian setelah menyentuh rekor tertinggi.

Meski begitu, peningkatan ekspektasi inflasi AS baru-baru ini, sesuai dengan tingkat inflasi impas 10 tahun dan 5 tahun per data Federal Reserve St. Louis (FRED), seharusnya juga menguji sisi negatif USD/IDR. Selain itu, komentar suram dari Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, yang menunjukkan tantangan baru bagi optimis Tiongkok-Amerika juga dapat menyenangkan USD/IDR. Diplomat itu mengatakan, "AS melihat Tiongkok sebagai ancaman strategis yang terus berkembang."

Selanjutnya, pengukur inflasi yang disukai Fed, yaitu Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Inti AS untuk bulan Oktober, diperkirakan 5,0% YoY versus 5,1% sebelumnya. Selain itu, yang juga penting adalah laporan bulanan IMP Manufaktur ISM AS untuk bulan November, diperkirakan 49,8 versus 50,2 sebelumnya, serta berita utama seputar Tiongkok dan komentar dari para pembuat kebijakan Fed.

Analisis teknis

Terobosan sisi bawah yang jelas dari garis support naik tiga bulan, sekarang resistensi di dekat $15.660, mendukung penurunan USD/IDR yang menargetkan level terendah bulanan di dekat $15.310.

 

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Copyright ©2024 FOREXSTREET S.L., Hak cipta dilindungi undang-undang.