AUD/USD Melonjak ke Dekat 0,6050 di Tengah Pelemahan Signifikan Dolar AS
| |terjemahan otomatisLihat Artikel AsliPerang dagang AS-Tiongkok dapat mengirimkan gelombang kejut melalui ekonomi Australia.
- AUD/USD melonjak hampir 1,4% mendekati 0,6050 saat Dolar AS menghadapi aksi jual yang intens.
- Perang dagang AS-Tiongkok dapat mengirimkan gelombang kejut melalui ekonomi Australia.
- Fed Kashkari memperkirakan tarif Trump akan meningkatkan inflasi dan membebani pertumbuhan PDB.
Pasangan AUD/USD sedang rally mendekati 0,6050 selama perdagangan sesi Amerika Utara pada hari Rabu. Pasangan Aussie menguat saat Dolar AS (USD) merosot tajam di tengah kekhawatiran bahwa memburuknya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, jatuh ke dekat 102,00. S&P 500 dibuka dengan catatan sedikit positif, menunjukkan peningkatan selera risiko para investor.
Perang tarif antara AS dan Tiongkok telah meningkat karena yang terakhir telah meningkatkan tarif balasan menjadi 84%, mencocokkan tarif timbal balik yang diberlakukan pada Beijing oleh Presiden Donald Trump pada hari Selasa. Skenario semacam itu akan memaksa importir AS untuk mencari negara lain untuk membeli pengganti barang-barang Tiongkok. Para pelaku pasar memprakirakan peristiwa ini akan bersifat inflasi karena pembelian barang serupa dari negara lain tidak akan ekonomis, mengingat keunggulan kompetitif Tiongkok dalam manufaktur karena biaya tenaga kerja yang lebih rendah.
Para ahli pasar juga percaya bahwa dampak inflasi dari perang dagang AS-Tiongkok dapat menyebabkan resesi di AS. Selama jam perdagangan Amerika Utara, Presiden Bank Federal Reserve (The Fed) Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan, "Inflasi jangka pendek akan meningkat, daya beli akan menurun, investasi kemungkinan akan lebih rendah, dan PDB akan lebih kecil akibat tarif."
Ke depan, para investor akan fokus pada risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Maret, yang akan diterbitkan pada pukul 18:00 GMT (Kamis, 01:00 WIB).
Meski para investor telah mendukung Dolar Australia (AUD) terhadap Dolar AS, prospeknya tetap lemah karena potensi guncangan ekonomi akibat perang dagang AS-Tiongkok. Ekonomi Australia diperkirakan akan menjadi salah satu korban utama dari perang dagang, mengingat ketergantungannya yang signifikan pada ekspor ke Tiongkok.
Pertanyaan Umum Seputar PERANG DAGANG AS-TIONGKOK
Secara umum, perang dagang adalah konflik ekonomi antara dua negara atau lebih akibat proteksionisme yang ekstrem di satu sisi. Ini mengimplikasikan penciptaan hambatan perdagangan, seperti tarif, yang mengakibatkan hambatan balasan, meningkatnya biaya impor, dan dengan demikian biaya hidup.
Konflik ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dimulai pada awal 2018, ketika Presiden Donald Trump menetapkan hambatan perdagangan terhadap Tiongkok, mengklaim praktik komersial yang tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual dari raksasa Asia tersebut. Tiongkok mengambil tindakan balasan, memberlakukan tarif pada berbagai barang AS, seperti mobil dan kedelai. Ketegangan meningkat hingga kedua negara menandatangani kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok Fase Satu pada Januari 2020. Perjanjian tersebut mengharuskan reformasi struktural dan perubahan lain pada rezim ekonomi dan perdagangan Tiongkok serta berpura-pura mengembalikan stabilitas dan kepercayaan antara kedua negara. Pandemi Coronavirus mengalihkan fokus dari konflik tersebut. Namun, perlu dicatat bahwa Presiden Joe Biden, yang menjabat setelah Trump, mempertahankan tarif yang ada dan bahkan menambahkan beberapa pungutan lainnya.
Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih sebagai Presiden AS ke-47 telah memicu gelombang ketegangan baru antara kedua negara. Selama kampanye pemilu 2024, Trump berjanji untuk memberlakukan tarif 60% terhadap Tiongkok begitu ia kembali menjabat, yang ia lakukan pada tanggal 20 Januari 2025. Perang dagang AS-Tiongkok dimaksudkan untuk dilanjutkan dari titik terakhir, dengan kebijakan balas-membalas yang mempengaruhi lanskap ekonomi global di tengah gangguan dalam rantai pasokan global, yang mengakibatkan pengurangan belanja, terutama investasi, dan secara langsung berdampak pada inflasi Indeks Harga Konsumen.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.