Pengawas Moneter: PBoC dan BI Diprakirakan Akan Menekan Tombol “Jeda”
| |Terjemahan TerverifikasiLihat Artikel AsliDengan kalender terkait kebijakan yang tenang, baik Bank Rakyat Tiongkok (People Bank of China's atau PBOC) maupun Bank Indonesia (BI) bersiap tetap tenang dalam mode hati-hati, menunggu kejelasan lebih besar pada horizon perang dagang sebelum mengambil langkah terkait suku bunga.
Bank Rakyat Tiongkok (People Bank of China's atau PBOC) – 3,10%, 3,60%
Sejak awal tahun, PBoC secara diam-diam telah mengubah arah, meningkatkan likuiditas sementara para pejabatnya telah mengisyaratkan bahwa lebih banyak pelonggaran akan datang—semua ini dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang masih bergulat dengan dampak dari lockdown COVID.
Namun, data musim semi menunjukkan kontras yang mencolok. Di satu sisi, PDB riil kuartal pertama melonjak dengan mengejutkan 5,4% YoY, memberikan bantalan yang disambut baik para perencana Beijing saat mereka bergerak menuju target ekspansi sekitar 5% untuk 2025. Di sisi lain, tekanan deflasi terus berlanjut hingga Maret, dengan harga yang tetap terjebak dekat nol.
Yang memperumit gambaran adalah kembali meningkatnya ketegangan perdagangan AS–Tiongkok, yang mengancam akan mengurangi permintaan ekspor. Secara keseluruhan, latar belakang deflasi dan ketegangan geopolitik sedang membangun landasan untuk stimulus moneter baru, dengan dosis pelonggaran tambahan yang bisa muncul secepat pertemuan kebijakan berikutnya.
Keputusan Mendatang: 21 April
Konsensus: Tahan
Prospek Valas (Forex): USD/CNH tampaknya sedang dalam pergerakan konsolidasi multi-hari di sekitar 7,3000, mundur dari puncak hampir 18 tahun yang dicapai sebelumnya bulan ini di sekitar level 7,4300. Pasangan mata uang ini, sementara itu, diprakirakan akan hampir sepenuhnya tetap berada di bawah pengaruh perkembangan perdagangan AS-Tiongkok untuk saat ini.
Bank Indonesia (BI) – 5,75%
Inflasi umum Indonesia tetap terjebak di bagian bawah target 2–4% bank, hampir tidak bergerak di atas 2%. Dengan belanja konsumen hanya perlahan-lahan meningkat, harga diprakirakan akan bergerak menuju titik tengah, tetapi tidak cukup cepat untuk mengganggu perubahan dovish bank sentral. Ruang bernapas ini memberi BI lampu hijau untuk memangkas suku bunga lebih lanjut sambil tetap mengawasi Rupiah (IDR). Intervensi Valas (Forex) taktis akan meredakan fluktuasi mata uang dan menghilangkan guncangan harga yang diimpor, bagian dari aksi seimbang yang rumit untuk mendorong pertumbuhan tanpa mengorbankan stabilitas harga.
Sementara itu, Jakarta kini menghadapi angin segar baru: tarif 32% yang baru diberlakukan Washington pada ekspor Indonesia. Tarif ini mengancam akan mengurangi volume perdagangan dan memperdalam tekanan permintaan IDR, menguji keteguhan bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter maupun mempertahankan mata uang secara seimbang.
Keputusan Mendatang: 23 April
Konsensus: Tahan
Prospek Valas (Forex): Rupiah Indonesia (IDR) tampaknya telah mendapatkan kembali ketenangannya setelah jatuh ke level terendah historis terhadap Greenback sebelumnya di bulan April, dengan USD/IDR sempat mendekati rintangan utama 17.000. Meskipun dengan peningkatan traksi ini, IDR diprakirakan akan tetap di bawah pengawasan mengingat meningkatnya ketidakpastian dalam tren perdagangan global.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.